Jumat, 30 September 2011


EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK
DI TK/RA ISLAHUL UMMAH NW SUKARAJA LOMBOK TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nurhasanah[1] dan Eva Nurul Aida[2]
     Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya  menggunakan media gambar sebagai kegiatan dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja Lombok Timur. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: bagaimana penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penggunaan media gambar efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja tahun pelajaran 2010/2011. Untuk mencapai tujuan penelitian ini peneliti mengajak anak-anak bermain sambil belajar dengan menggunakan media gambar melalui beberapa teknik menggunakan media gambar dan mewarnai yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang dilaksanakan dalam 2(dua) tahapan pengembangan. Setiap pengembangan terdiri dari tahap perencanaan, penerapan, analisis data dan hasil pengembangan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode observasi dan dokumentasi.
      Berdasarkan hasil analisis data pada tiap tahapan pengembangan terjadi peningkatan dari tahap I dan II yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak, hal ini dikarenakan proses permainan menggunakan media gambar sangat tepat untuk pemula atau anak-anak karena alat atau media sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja Lombok Timur Tahun Ajaran 2010/2011.
Kata kunci: Media Gambar; Kemampuan Kognitif

I.                   Pendahuluan
A.                  Latar Belakang
Profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.
Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et. al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim. et. al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Penggunaan gambar secara efektif menurut Hamalik (1982:84) mengemukakan bahwa penggunaan gambar secara efektif dapat dilakukan apabila gambar disesuaikan dengan kegiatan siswa, baik dalam hal besarnya gambar, detail warna, dan latar belakang yang perlu penafsiran, dijadikan untuk pengalaman kreatif, untuk memperkaya fakta serta memperbaiki kekurang jelasan. Media gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran (Sudjana dan Rivai,2002:70).
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Dari beberapa uraian pokok pikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang Efektivitas Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja Tahun Pelajaran 2010-2011.
B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diambil rumusan  masalah yaitu bagaimana penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja tahun pelajaran 2010-2011 ?
C.     Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penggunaan media gambar efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif Anak Usia Dini di TK/RA Islahul Ummah NW Sukaraja Tahun Pelajaran 2010-2011.
D.      Manfaat
  1. Bagi pendidik
Dengan dilandaskan pengertian tersebut, pendidik dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki dan menigkatkan sistem pembelajaran, agar permasalahan yang dihadapi oleh pendidik dapat diatasi.
  1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai panduan atau acuan para guru  pada TK/RA Annajah dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif pada khususnya dan yang lain pada umumnya.
E.     Definisi Operasional
1.         Efektivitas
        Secara harafiah efektivitas dapat diartikan, bersifat mempunyai daya guna dan membawa hasil guna (Moeliono, 1989:250)
2.         Media Gambar
        Media gambar menurut Riyanto (1982:24) merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang diekspresikan lewat tanda dan simbol. Pendapat lain juga menyatakan media gambar adalah perantara atau pengantar pesan dalam bentuk goresan atau dapat juga berupa tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya dari pengirim pesan ke penerima pesan.
3.         Kemampuan Kognitif
        Kemampuan kognitif merupakan kemampuan mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.
II.                TINJAUAN PUSTAKA
A.                Media Gambar
1.                  Pengertian media Gambar
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan (Faturrahman dan Sutikno,media gambar, 2007;65). Gerlach dan Ely (Arsyad, 1971-2003 ;3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sedangkan Gambar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi atau pengertian gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas dsb. (http://blog. Com. Dian Dewi ‘Media Gambar’, 19 maret, 2010)
Berdasarkan definisi yang telah dirumuskan dapat disimpulkan bahwa Media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan kedalam bentuk 2 dimensi dan bentuknya dapat berupa gambar situasi maupun lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan.
2.      Manfaat Media
Encyclopedia of educational researct dalam Hamalik (Arsyad, 2007:25) mencirikan manfaat media sebagai berikut:
a         Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
b        Memperbesar perhatian siswa
c         Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d        Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
e         Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
f         Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efensiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3.                  Fungsi Media Gambar
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah:
a)      Mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b)      Memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c)      Memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.
d)      Mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern (Hamalik, 1994 : 12).
4.                  Karakteristik Media Gambar
Ada beberapa karakteristik media gambar, di antaranya adalah sebagai berikut:
a)      Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika peserta didik melihat langsung
b)      Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut
c)      Ukuran gambar proporsionsl, sehingga peserta didik mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
d)     Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
            Pada pelaksanaan penelitian pengembangan yang berjudul Efektivitas Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak, peneliti menggunakan beberapa gambar antara lain sebagai berikut:
1.                           Mewarnai
2.   Menghitung jumlah jari
3.   Menghubungkan pasangan
4.   Maze
Anak-anak akan dinyatakan kemampuan kognitifnya tercapai apabila anak-anak mampu menyelasaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan menggunakan perintah dalam gambar yang sudah disediakan.
B.       Perkembangan Kognitif AUD 4-5 Tahun
1.      Pengertian Kemampuan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengetahuan, yakni semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individeu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Drever (Kuper & Kuper, 2000) disebutkan bahwa ” kognisi adalah istilah umumyang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penialain, dan penalaran”. (http://blog ‘Kognitif’ ,2010/ 11/)
Chaplin (2002) dikatakan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk mengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai. (Http// ; blog mend / 09/11/2010)
Vygotsky (1896-1934) menyatakankan kemampuan kognitif itu pada kemampuan intraksi social masing-masing individu dalam konsep budaya dan masyarakat. Vygotsky menekankan pada lingkungan social yang ikut membantu perkembangan seorang anak. Bagi Vygotsky, budaya sangat berpengaruh sekali dalam membentuk strutur kognitif anak. Yang membantu perkembangan anak bukan hanya guru, tetapi jaga anak-anak yang lebih dewasa. (Http//; blog mend /2010-11-09)
Dari berbagai pengertian yang telah disebutkan di atas dapat dipahami bahwa kognitif adalah aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menlai, dan memikirkan lingkungannya.
2.                  Perkembangan Kognitif pada Anak-anak
Piaget membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap yaitu : Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun), Periode praoperasional (usia 2–7 tahun), Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun), dan Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa). Namun pada penelitian ini fokus pada tahap praoperasional yang berlangsung antara usia 2 sampai 7 tahun. Pemikiran praoperasional tidak lain adalah suatu masa tunggu yang singkat bagi pemikiran operasional, sekalipun pada masa ini menekankan bahwa anak belum berpikir secara operasional. Pada masa ini konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan pada hal magis. Namun pada masa ini anak masih tetap memikirkan pada peristiwa-peristiwa atau pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
III.    METODE PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini menyelidiki pola-pola dan perubahan perkembangan dan pertumbuhannya, serta bagaimana variabel tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi sifat-sifat pertumbuhan dan perkembangan itu. Di sini peneliti berperan sebagai guru (pengembang) atau yang melakukan kegiatan pengembangan.
B.       Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat Kolaboratif, dimana peneliti bekerjasama dengan guru sebagai pendamping. Melalui kolaboratif, penelitian dapat dilakukan dengan lebih obyektif serta memanfaatkan saran-saran orang lain. Peranan peneliti pada kegiatan ini adalah mendiagnosis masalah, melaksanakan penelitian dan menganalisis data-data guna mencapai tujuan yaitu meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media gambar di TK/RA Annajah Sesela pada tahun ajaran 2010/2011. 
C.      Faktor yang Diteliti
Adapun faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah :
a.        Guru
Faktor yang diteliti adalah indikator pelaksanaan pembelajaran menggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak yang berlangsung dari awal sampai akhir.
b.       Anak
Faktor anak yang diteliti adalah indikator perkembangan kemampuan kognitif  anak yang muncul pada saat proses pembelajaran baik sebelum dan sesudah kegiatan dengan menggunakan media gambar.
D.      Indikator Kinerja
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar harus dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan yaitu dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun secara optimal.
E.       Prosedur Penelitian
1.      Rancangan Penelitian
Adapun prosedur pada penelitian ini adalah terdiri dari tiga tahap, masing-masing tahap terdapat perencanaan pengembangan dan pelaksanaan pengembangan. Berikut ini contoh dari alur penelitian pengembangan dari efektivitas penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada anak usia. 
2.      Tahap Pengembangan I dan II
a        Perencanaan
b        Penerapan
Adapun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut adalah :
1)      Kegiatan Awal
2)      Kegiatan Inti
3)      Kegiatan Penutup
c         Analisis kegiatan dan hasil pengembangan
Pada tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pengembangan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Analisis kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pengembangan dengan rancangan yang disusun. Disamping itu juga untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengembangan yang akan dilakukan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan.
F.       Metode dan Instrumen Pengumpul Data
1.                  Metode Pengumpul Data
a.       Observasi
b.      Dokumentasi
G.       Instrumen Pengumpul Data
a.       Pedoman Pengamatan tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran
1). Pelaksanaan Pembelajaran
2). Perkembangan kognitif AUD
H.      Analisis data
Data hasil observasi  dalam penelitian ini dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menganalisis data dan mendeskripsikan hasil observasi pembelajaran untuk setiap tahapan pengembangan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media gambar
2.      Menganalisis data dan mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media gambar
IV.       HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.                Hasil Penelitian
Pada tahapan pengembangan I ini dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yaitu pada tanggal 1, 2, 3, Desember 2010 dan tanggal 4 Desember 2010. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 45 menit. Sedangkan evaluasi pembelajaran menggunakan media gambar pada tanggal 1-2 Desember 2010. Materi pelajaran yang dibahas pada tahapan pengembangan I adalah menggali kemampuan kognitif anak. Adapun rincian materi yang dibahas pada tahap 1 adalah mewarnai gambar, penjumlahan, menghubungkan pasangan gambar dan maze.
Data Hasil Penelitian Tahap II
Kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar pada tahapan pengembangan II ini hampir sama dengan tahapan pengembangan I tetapi pada tahapan pengembangan II ini dilakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan pada tahapan pengembangan sebelumnya. Pembelajaran menggunakan media gambar pada tahapan pengembangan II ini dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 8, 9, 10 dan 11 Desember 2010 dan berlangsung selama 45 menit. Materi yang dibahas dalam tahapan pengembangan ini sama dengan rincian materi yang dibahas pada tahap I, tetapi pada tahap pengembangan II dibuat lebih menarik dari tahap pengembangan I. Sedangkan tes akhir dilakukan langsung pada tanggal 11 Desember 2010. 
Tingkat perkembangan anak pada tahap II dapat dilihat pada gambar dan tabel  dibawah ini, antara lain sebagai berikut :
a)                  Mewarnai
           
Anak sudah mampu mewarnai gambar dengan rapi. Seperti pada gambar di atas, anak mewarnai gambar kucing dengan warna orange, rumput dengan warna hijau, dinding kayu dengan warna merah, buah dengan warna ungu dengan tangkai warna hijau dan coklat, dan lainnya. Anak sudah mampu menyesuaikan warna gambar dengan warna asli yang pernah dilihatnya.
b)   Menghitung dengan jari
Anak sudah mampu mengenal angka dan penjumlahan. Anak mengisi kotak yang ada di bawah gambar jari dengan jumlah jari-jari tersebut. Kemudia pada kotak setelah tanda (=) anak mengisi angka dari penjumlahan tadi. Pada tahap II ini, anak juga begitu kreatif tampak pada gambar jari yang diwarnainya. Gambar jari pertama anak mewarnainya dengan warna orange, kedua dengan warna kuning dan yang ke tiga dengan warna merah.
c)   Menghubungkan pasangan
Anak sudah mampu menghubungkan gambar panca indera sesuai dengan fungsinya. Seperti misalnya: Mata berfungsi untuk melihat. Maka anak akan menarik garis pada gambar mata ke gambar tv. Begitu juga dengan gambar telinga berfungsi untuk mendengar (radio), maka anak menarik garis dari gambar telinga ke radio. Lidah untuk menyicip (es krim), maka anak menarik garis pada gambar lidah ke gambar es krim  dan hidung untuk mencium (bau), maka anak menarik garis dari gambar hidung ke gambar bunga. Anak akan menarik garis menuju pasangan sesuai fungsi masing-masing dari panca indera tersebut.
d)  Maze
 
Pada tahap I dan II anak sudah mampu mencari jejak kelinci, walaupun pada tahap I ada beberapa anak yang masih bingung (nyasar) dalam mencari jejak kelinci. Tetapi pada tahap II anak sudah sangat baik dalam melakukan kegiatan maze tersebut.  Anak menunjukkan jejak kelinci dengan cara menggaris lorong dengan krayon warna hijau dan juga mampu mewarnai gambar tanah yang di telusuri oleh kelincidengan warna coklat , sehingga jejak kelinci lebih jelas.
Adapun hasil yang peneliti pada tahap perkembangan II ini dapat dilihat pada table berikut:
B.                 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar yang dilaksanakan dalam dua tahap pengembangan, namun pada tahap pengembangan II terlihat perkembangan kognitif dan motorik anak sudah meningkat mulai dari pengembangan tahap I sampai dengan pengembangan II sedikit demi sedikit perkembangannya mulai meningkat. Oleh karena itu, pengembangan yang sudah direncanakan dalam tiga tahap dilaksanakan hanya II tahap saja, yakni dalam tahap I dan tahap II. Kemampuan mengingat, daya pikir dan aktivitas kognitif lainnya anak sudah dapat berkembang dengan lebih baik dari sebelumnya dengan menerapkan penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak sangat baik untuk diterapkan, ini terbukti dari hasil pengujian pembelajaran kemampuan kognitif yang semakin meningkat pada setiap tahapan pengembangannya.
Dari hasil pengujian menggunakan media gambar yang dilakukan setiap akhir tahapan pengembangan yaitu tepatnya di akhir pertemuan ke-II pada masing-masing tahapan pengembangan menyatakan bahwa pada tahapan pengembangan I hasil tes pengujian menggunakan media gambar masih kurang baik . Rendahnya presentasi hasil belajar siswa pada tahapan pengembangan I ini tidak terlepas dari beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari siswa maupun faktor yang berasal dari guru.
Faktor siswa antara lain, siswa kurang mengerti atau terlambat menangkap maksud dari perintah guru dan selama pembelajaran siswa banyak bermain-main yang mengakibatkan kelas menjadi ribut. Sedangkan faktor guru, antara lain kurang mampunya guru dalam mengkondisikan kelas, sehingga pembelajaran menjadi kurag kondusif. Adapun kekurangan-kekurangan pada tahap I ini siswa masih bermain-main dan kurang memahami materi. Guru juga kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga mengakibatkan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru kurang membimbing anak yang kurang  bisa. Kurangnya motivasi dari guru akan pentingnya berlatih. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Bardasarkan bahan refleksi di atas guru dan peneliti melakukan perbaikan pembelajaran terhadap kekurangan-kekurangan pada tahapan pengembangan I. Untuk memperbaiki kekurangan tersebut maka penelitian dilanjutkan ke tahapan pengembangan II.
Pelaksanaan pembelajaran pada tahapan pengembangan II dilaksanakan dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada kekurangan-kekurangan pada tahapan pengembangan I. Perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan dengan memotivasi siswa dalam belajar agar siswa rajin berlatih, tidak main-main selama belajar, serta memberikan pujian kepada siswa yang sudah bisa mewarnai dengan rapi.
Setelah melakukan beberapa perbaikan pada tahapan pengembangan II ini maka terjadi perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan hasil dari tahapan pengembangan I. Pada tahapan pengembangan II presentasi hasil pengembangan pembelajaran menggunakan media gambar mengalami peningkatan yang sangat baik. Peningkatan ini tampak pada kebiasaan anak pada tahap I, seperti : anak-anak terlihat asyik sendiri, kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, tidak mau bertanya, pada tahap II terlihat anak sudah mau memperhatikan guru yang sedang menjelaskan dan mulai berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana .
Kegiatan menggunakan media gambar pada anak adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan gambar yang sudah ada di atas kertas. Yang mana kegiatan ini mencakup: kognitif (kemampuan berpikir, persepsi, ingatan, pengolahan informasi, mengamati, membayangkan, memperkirakan dan lain-lain) dan psikomotorik yang diwujudkan dalam mengkreasikan gambar yang sudah ada oleh anak. Pengembangan kemampuan kognitif khususnya pada anak TK tidak terlepas dari media gambar karena kegiatan menggambar atau menggunakan media gambar dipandang sebagai proses kreativitas untuk menggali kemampuan kognitif anak usia dini, karena dari hasil menggunaan media gambar ini dapat diketahui tinggi rendahnya tingkat kemampuan kognitif yang di miliki oleh anak.
Dalam kegiatan menggunakan media gambar, anak akan dikatakan berhasil dalam meningkatkan kemampuan kognitifnya apabila dalam usaha menggambar atau menggunakan media gambar yang tersedia anak sudah mampu memunculkan apa yang akan diteliti oleh peneliti antaranya: Anak mampu mengkreasikan daya pikir, ingatan, bayangan, dan lain sebagainya untuk memanfaatkan media gambar tersebut sebagai mana yang diperintahkan oleh guru. Adapun peningkatan kemampuan anak pada penelitian pada tahap I dan II adalah sebagai berikut:
1)      Mewarnai
                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar